Kamis, 17 Februari 2011

Keinginan Kecil di Akhir Sembilan Belasku

17 Februari 2011, 17 hari kemudian sembilan belasku sudah berganti dua puluh. Umur yang tidak bisa dikatakan sebagai anak-anak awal dari sebuah dunia yang dapat disebut dewasa, dewasa dalam arti segala aspek kematangan, baik fisik maupun psikis. Di sisa-sisa sembilan belasku ini, aku menyimpan sebuah keinginan kecil yang entah kenapa aku merasa susah untuk mendapatkannya...

Bukan karena hal ini terlalu  besar bagi orang lain namum terlalu kecil buat aku, tapi aku yakin ini hanya keinginan kecil dari sorang perempuan yang akan menginjak umur kronologis dua puluh, di mana akan ada kata 'dewasa' yang mengikutinya, kekinginan yang mungkin bisa mudah didapatkan orang lain, namun tidak dengan aku.

Hari ini entah kenapa aku merasa sangat suntuk di rumah, aku putuskan untuk pergi keluar rumah cari suasana baru, dan McD menjadi pilihanku, aku duduk di pojok, sendiri dengan Milo no ice ukuran reguler, menikmati setiap teguk milo yang masuk ke dalam tenggorokannku. Kebetulan saat itu ada perayaan ulang tahun salah satu anak dari pasangan suami istri, tidak heran di sore itu banyak sekali anak-anak yang lalu lalang menggunakan topi terbuat dari kertas bertuliskan "HAPPY BIRTHDAY". Aku lihat setiap gerak gerik mereka sambil sesekali memaikan handphoneku. Tak lama karyawan McD dengan topi yang sama dengan yang dikenakan anak-anak memanggil anak-anak tersebut dan menyuruhnya memasuki ruangan kaca. Setelah mereka semua berkumpul dan duduk rapi karyawan menutup pintu ruangan yang penuh dengan kaca. Seketika tidak terdengar celoteh dan teriakan anak-anak tersebut, dan suasana kembali tenang. 

Dari jauh aku melihat, anak yang sedang ulang tahun itu meniup lilin di kue ulang tahunnya yang berukuran besar, dan Ibu anak tersebut mencium pipi buah hatinya, disusul Ayahnya. Pemandangan yang menyenangkan, semua tampak gembira dengan senyum lebar.

Ingatanku kebali saat aku berumur 10 tahun yang lalu, pemandangan ini hampir sama dengan saat ulang tahunku yang ke-10, di mana terdapat kue ulang tahun yang besar, dengan gambar dan bentuk yang aku inginkan, kado-kado yang banyak, baju yang bagus yang Mama belikan spesial untuk hari ulang tahunku yang ke-10, dan teman-teman yang di depanku begitu banyak, dan aku senang sekali saat itu, itu pertama kalinya ulang tahunku di rayakan. Aku meniup lilin, memotong kue, kalau menurutku hal itu sangat menyenangkan. Mama mencium pipiku begitu juga dengan Abah.

Tapi hal itu nggak pernah aku rasakan lagi saat itu, sampai umurku 19 tahun ini aku hanya sekali meniup lilin di atas kue ulang tahunku. Mama Abah, bukan orang yang suka merayakan peringatan kelahiran, Mama bilang "doa itu lebih dari cukup" aku paham sekali maksud Mama tentang hal itu, di mana bukan tiup lilin lah hal yang paling penting di saat kamu berulang tahun, tapi doa yang kamu dan semua orang panjatkan untumu saat kamu mengarungi umur barumu. Bahkan kedua orang tuaku hanya memberiku ucapan selamat ulang tahun sekali dalam hidupku saat aku berulang tahun ke 10 yang lalu. Tapi, bukan bearti Beliau nggak inget, aku yakin sangat ingat hari ualang tahunku, dan aku percaya, sudah ada doa untukku di sela sela sujud saat Beliau sholat. Mungkin itu yang lebih aku butuhkan, maka dari itu, aku merasa sebuah perayaan kecil di rumah mungkin hal yang akan sulit aku dapatkan.

Tapi nggak menutup kemungkinan seubuah keinginan itu dapat timbul sekuat kuatnya..
Dan keinginanku saat kau memasukki uamurku yang ke-20, aku ingin suasana yang aku dapatkan di ulang tahunku yang ke-10 kembali terulang, kembali kulakukan. Aku ingin sekali saat umurku genap menginjak 20 tahun, aku menium lilin diatas kue ulang tahunku.


Aku pengen meniup lilin saat ulang tahunku nanti, aku nggak pengen kado yang mahal, kado yang banyak, karena hanya ini keinginanku.Meniupnya sambil aku mengucapkan semua keingananku yang ingin terwujud di umur baruku.


Jika sebuah kue yang sebesar itu terlalu mewah untukku, kue sekecil inipun tak apa bagiku. Aku ingin mengulang 10 tahun yang lalu.


Dan jika sebuah kue kecil dengan lilin, masih terlalu mewah untukku, aku ingin tetap menium lilin yang sedang menyala, sambil ku ucap dalam hati permintaan-permintaan untuk kehidupanku yang lebih baik.

Namun, jika sebuah kue ulang tahun dengan lilin di atasnya tidak aku dapatkan di ulang tahunku yang ke 20 nanti, aku masih ingin dan berharap tetap ada: 


Ciuman hangat dari semua teman, dan orang terdekatku dengan biskan kata "selamat ulang tahun" beserta doa-doa yang selalu terpanjat di setiap detak jantungnya.


Dan dekap dan pelukan hangat seorang sahabat yang selalu menanngkan.. yang akan selalu aku dapatkan seumur hidupku.. 

Mungkin hal ini sebagian kecil kenginan-keinganku di sembikan belasku, harapan dari segala keingnan adalah terkabulnya keinginan tersebut :)

gambar-gambar aku dapeti dari :

Rabu, 16 Februari 2011

BUNO (saurus)

Seharian ini aku berhasil hibernasi di dalam kamar seharian, mungkin setelah tulisan ini aku post aku bakal keluar kamar, cuman buat nampang absen ajah, kasih tau orang di rumah kalau aku ada di rumah.

Berhubung sebenarnya namaku adalah Fauziya iseng Ardilla, hari ini aku iseng - iseng buat sesuatu yang sekiranya representatif sama keadaanku hari ini dan siang ini terutama.

Dan korbannya hari ini adalah PLASTISIN tau kan plastisin apa?
kalau orang Surabaya lebih sering nyebut dengan kata malem atau lilin mainan, mainan ini sering ditemui di depan SD, di orang-orang jual mainan yang depan SD itu. Plastisin ini bisa dibentuk macem-macem sesuai selera, mau dilemparin ke muka orang juga nggak apa-apa tapi itu nggak aku sarankan, apa lagi dimakan, sangat-sangat tidak disarankan, meskipun notabennya aku suka makan, nggak lantas aku nyuruh orang buat makan benda-benda asing. Oke kembali ke plastisin, mainan ini banyak warnanya, kalian bisa me mix and match kan warna-warnanya. Soal harga, itu tergantung keputusan paguyupan penjual mainan depan SD di kotamu, paling murang Rp.2000 dapet lah. 

Nah, kebetulan siang ini aku menemukan plastisin di atas meja belajarku, paling adekku Zacky yang ninggalin plastisin ini di atas meja belajarku tadi malam. Warnanya cuma ada 2 warna, hijau sama ungu, tapi ungunya hampir ke merah-merahan gitu, susah aku jelasin warnanya (bahkan warna saja bisa galau!). Akupun membuat bentuk seperti orang, tapi yakin nggak ada satupun orang seperti ini. Em, oke aku ralat, ini sebuah tokoh yang aku buat.


Nih bentuk awalnya, tapi beberapa menit setelahnya aku edit bentuknya, kan tadi ceritanya aku pengen bikin sesuatu yang representatif sama aku, tapi setelah aku liat-liat nih bentuk mirip cowok, dan aku ganti deh!









Hahaha pada dasarnya nggak bisa gambar sih jadinya kayak gini deh :D














Setelah bentuk sudah sedikit representatif denganku, nggak seberapa mirip sih dan emang nggak akan ada yang bisa bikin duplikat dari aku, sekalipun aku sendiri, karena yakin lah manusia itu dilahirkan dengan segala keunikan yang tidak akan ada di diri manusia lain. Jadilah tokoh ini aku kasih nama BUNO! Kenapa BUNO?
nggak ada alasan yang jelas sih, tadi aku pas bikin nih bocah, aku lagi dengerin lagunya Bruno Mars hahhaa, dan aku termasuk penggemar BERAT! (dalam arti yang sebenarnya) Bruno Mars, dan jadilah nih bocah aku kasih nama BUNO. Masih representatif bukan? :D



Ceritanya BUNO sedih :( (itu yang aku rasakan hari ini)

BUNO tetep sedih

               

Udah ganti pose si BUNO tetep saja sedih :(













Udah pindah tempat BUNO tetep ajah sedih :(




udah di poto dari depan tetep ajah BUNO sedih :(


Dan entah kenapa hari ini aku feeling blue  banget, ngerasa kalau aku sendirian banget, padahal, aku sih yang sengaja menyendiri di kamar. Ada yang aku pikirkan, tapi nggak jelas apa ini, pikiran yang nggak fokus.


WOW! ternyata  BUNO  sedang kangen .....


BUNO  kangen sampe bibirnya belepotan.. hahahha



Dan BUNO tetep sedih, dan merindukan seseorang...
Siapa?.... 
















kangen, kangen dan kangen :(


Aku merasakan apa yang BUNO rasakan, nggak jelas sih aku kangen sama siapa, tapi aku lebih kangen Moment yang ada, untuk pelakunya sih kangen juga, tapi aku lebih merindukan moment, moment yang mana juga aku nggak paham (mulai repot deh). Pokoknya kangen ajah yang aku rasakan, saat kamu emang merasa sendirian memang rasa kangen yang pasti akan keluar dalam rasamu. Semua kenangan yang pernah ada dan bikin kamu terkesan bakal keputer lagi dalam pikiranmu.. Setidaknya itu yang aku rasakan



Dan karena rasa rindu yang nggak kunjung terpenuhi, BUNOpun bunuh diri!!!!
Oh! sungguh jangan pergi BUNO!!!
(hahaha ini seri dramanya ya)
Enggak, si BUNO cuma main ayunan freestyle, biasanya talinya diduduki lah ini di taruh di lehernya, BUNO kan kreatif (ini SANGAT representatif dengan aku! haahaha), kreatif yang membahayakan dan menentang norma.

Karena ini plastisin punya adek, jadi aku membentuk si BUNO kebentuk semula deh. Umur BUNO nggak ada 2 jam. Tapi aku senang bisa main-main sama dia hahhaha :D


Sabtu, 12 Februari 2011

This is My Valentine

Tidak banyak kata yang ingin ku tulis, biarkan video ini yang bercerita tentang "MY VALENTINE" for...




Betapa beruntungnya saya memiliki teman terbaik seperti mereka :)

Rabu, 09 Februari 2011

Curhat Itu Sungguh Tidak Mengenal Orang dan Tempat

Mungkin pada tau ya apa arti simbiosi mutualisme, yakni hubungan antar makhluk yang saling menguntungkan. Misal kalau binatang, seperti kerbau yang merasa beruntung kutu-kutu yang ada di badannya dimakan oleh burung pemakan kutu, dan burung pemakan kutu juga berutung dapat memakan kutu yang ada di badan kerbau, kira-kira itulah conoh hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Tidak hanya dalam dunia perhewanan hal itu berlaku, mukin saat kamu mempelajari hal tersebut khusus untuk hubungan hewan, tapi nggak harus hanya hewan juga, bahkan tumbuhanpun mengenal sisten simbiosis mutualisme tersebut. Dan hal ini harusnya berlaku juga terhadap hubungan antarmanusia. Dimana harusnya saat menjalin suatu hubungan dengan orang lain hendaknya saling menguntungkan, bukan hanya mencari untung. Aku termasuk orang yang baik hati, polos, pandai mengendarai motor, dan sedikit pintar (itu menurut ukuranku sendiri), yang selalu berbuat baik kepada semua orang yang aku kenal, kalaupun harus berbuat jahat, sungguh aku ingin menangis, seakan ada pertentangan dalam batin ini (HAH! ini berlebihan), sehingga hal itu membuatku selalu "welcome" (selamat datang?) kepada orang di sekitarku, berharap dengan aku baik dengan orang maka kebaikan juga yang akan aku dapatkan dari orang-orang itu, semacam aku yang menanam maka aku juga yang akan memuainya. Hal itu yang terkdang membuat orang dengan mudah bercerita apapun, namun sayangnya aku selalu menemui orang-orang seperti itu di tempat-tempat yang tidak terduga.

Kisah Penjaga Gerai Quickly

Tau kan minuman yang meng-Asia ini?  Minuman asal negara Taiwan yang pasti ada di seluruh Mall yang ada di Indonesia dan mudah ditemui, dan aku termasuk salah satu pelanggan setianya. Pada suatu hari aku harus menunggu saah satu temanku di sebuah Mall di Surabaya, kami janjian nonton, tapi kami langusng ketemuan di Mallnya saja, dan kebetulan aku yang datang duluan, setelah membeli tiket aku berjalan-jalan di sekitar XII, dan menemukan gerai Quickly, langsung aku mampir dan membeli variant "apple green". Karena Mall tersebut hitungannya Mall baru, jadi pengunjungnya nggak teralu banyak, dan gerai Quicky-nya menyediakan beberapa kursi di depan gerainya. Pesanaku sudah jadi, dan aku memutuskan untuk duduk di tempat sambil menunggu temanku. Lalu Mas penjaganya basa basi ngajak ngobrol.

Pertama tanya kenapa aku datang sendiran, akupun menjelaskan seadaanya. Kedua tanya suka minum Quikcly apa enggak? (pertanyaan ini sungguh janggal, kalau aku nggak suka kenapa aku beli? dan kenapa aku juga punya kartu stamp setiap pembelian, dan itu hampir penuh terisi kalau aku nggak suka minum Quickly?). Sebenernya kalau dilihat dari mukanya, Mas ini itungannya terlalu keren untuk jadi penjaga gerai Quickly  di Mall yang baru buka ini, dan kalau dari logatnya dia bukan orang Jawa. Setelah basa-basi, tiba-tiba Masnya melipat kedua tangannya di atas meja dan menaruh dagunya di atas lipatan tangannya itu dan berkata :

"Saya nggak suka Mbak kerja di sini, mana Mallnya sepi yang beli nggak ada, hari ini cuma Mbak yang beli, padahal sudah sore begini"

aku cuma diem dan dalam hati berkata (terus?? apa hubungannya sama aku??)

"Suasananya jauh beda sama tempat saya kerja dulu"

iseng aku tanya "Emang dulu kerjanya apa Mas?"

"Saya dulu bartender Mbak, di Hard Rock Bali, trus pindah ke Jakarta. Tapi cuman kontraan Mbak, jadi cuma bentar, di Bali 2 tahun, di Jakarta 1 tahun"

"Kok bisa nyasar sini Mas?"

"Saya orang Medan mbak, dulu ikut ujian masuk Universitas Negri gitu mbak, trus masuk di Udayana Bali. Kuliah deh mbak di sana, semester 4 berhenti, Mama nggak punya biaya Mbak, Papa saya sudah meninggal. Yasudah saya cari-cari kerja saya, pertama jadi tukang besih-bersih toitel, gara-gara bos saya tau bahasa Inggris saya bagus, saya mulai di ikutin pelatihan jadi bartender mbak. Jadilah saya bartender, pas di Jakarta itu kontrak saya habis mbak, bingung saya harus kerja apa. Ternyata pelangan saya yang ngurus Quikcly bagian Indonesia ini Mbak, terus saya ditawarin buat kerja di sini, saya sih iya ajah, daripada nggak dapet kerjaan mbak. Tapi ya itu gajinya nggak sama kayak dulu" raut muka Masnya berubah, melaaaaaas banget.

"Buat ngirim ke Mama ya cukup nggak cukup Mbak, Adek saya masih ada yang SMA, Mama cuma jadi guu SD Mbak"

aku mulai tersentuh deh, sambil terus menyeruput ESku, aku dengerin ajah cerita Mas ini, ternyata hebat juga perjalanan hidupnya.

"Tapi untungnya sih, kalau di sini ini biaya kostnya di bayarin sama bos saya, ya bisa buat tambahan buat ngirim uang ke Mama di Medan"

"Ya lumayan kan Mas, jarang-jarang loh ada bos yang baik gitu" 

mencoba membesarkan hatinya Mas yang nggak aku tau namanya ini.

"Iya sih Mbak, tapi kalau jadi peperjaan saya dulu itu kemungkinan saya bertemu sama orang banyak terus berkembangnya itu lebih besar mbak. Saya juga nggak  mau cuma kayak gini-gini ajah. Saya harus maju mbak"

Masnya mulai menggebu ngomongnya, aku cuma bisa manggut-manggut. Dan kenapa temanku nggak kunjung datang, ESnya udah mau abis, Masnya sudah mulai emosional saat bercerita.

Dan akhirnya Masnya menyadari kalau aku udah mulai ketakutan. Masnya sudah mulai tenang, lalu menawariku minuman gratis sebagai ucapan terimakasih telah mendengarkan ceritanya, aku sudah menolaknya tapi Masnya tetap memaksa, ah rejeki kok ditolak, sikat ajah! hahahaha

*********************************************************************************

Itu salah satu curhatan yang dilakukan orang yang tidak terduga dan di tempat yang tidak terduga, masih banyak curhat-curhat yang dilakukan oleh orang-orang yang sama sebelumnya belum aku kenal sama sekali. Contohnya lagi saat aku membeli Mie Pangsit di depan rumah, Bapak penjualnya cerita tentang betapa susahnya dia mengembangkan usaha Mie Pangsitnya, sehingga selama hampir 20 tahun hidupnya nggak bisa berubah dan tetap menjadi penjual Mie Pangsit keliling, dan pada saat itu aku harus jongkok untuk mendengarkan cerita Bapak itu karena nggak ada kursi, dan dengan hati yang ikhlas meskipun tidak sepenuhnya, aku mendengarkan Bapak itu cerita sambil jongkok dan makan Mie Pangsitnya, serta nyamuk-nyamuk nakal yang gemas, dan menggikiti kakiku, kebetulan saat itu pas jam 9 malam. Aku juga pernah di curhatin Bapak penunggu tas di perpustakaan kampusku, Beliau bercerita betapa bangganya dirinya bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai jenang perguruan tinggi, dan anak-anaknya masuk di PTN, dengan jurusan yang anaknya kehendaki, dan pada saat itu aku harus rela berdiri selama Bapak itu cerita sambil membawa tas berisi Leptop dan beberapa buku tebal, yang sangat berat. Tapi, aku bersykur mempunyai pengalaman seperti ini, aku bisa memetik sebuah hikma dari semua cerita-cerita orang-orang ini, yang kebanyakn mengenai pelajaran hidup. Namun, nggak hanya pelajaran hidup penting yang kadang aku dapat. Tapi curhatan yang membuatku entah harus tertawa, harus diam, atau harus pergi meninggalkan orang tersebut.

Seperti saat aku berada di salah satu XII di Surbaya, aku ke kamar mandi, setelah buang air aku cuci tangan di wastafel, tiba-tiba ada mbak-mbak pembersih toilet datang, dan langsung masuk ke tempat aku membuang air. Pas keluar, aku melihatnya lewat pantulan kaca, mbaknya tersenym dan bilang:

"Tak kira Mbak nggak bisa cara nyiramnya, soalnya di sini sering ada yang abis buang air besar ngggak di siram, soalnya nggak tau caranya nyiramnya. Saya sampek pengen muntah kalau harus siram kotoran orang"

YAKSSS!!!! dan itu adalah curhatan yang paling jorok dalam arti sebenarnya yang pernah aku dengar!

atau ada lagi, kalau ini baru aku alami saat aku bayar kuliah di Bank Mandiri cabang Indosat Kayoon Surabaya, jadi Bank tersebut berada di dalam Galeri Indosat, sesudah aku bayar aku ambil motor di parkiran, dan sebelah motorku ada seperda Onthel, tak lama yang punya datang dan menyapaku.

"Saya tadi habis benerin hape saya mbak, saya pasang lagu-lagu yang bunyi pas telpon itu loh mbak, lah pulsa saya kesedot terus, saya nggak bisa benerinnya. Terus tadi kesini, tapi saya sudah ganti lagu juga sih Mbak, Mbak tau lagunya  Ungu? yang (nyanyi) Percaya padaku ku kan selalu menjagamu hingga akhir waktu menjemputku"

Aku hanya senyum-senyum karena aku nggak tau harus jawab apa, dan Bapaknya nyanyi sambil merem melek serta suara yang lumayan keras. Lalu Bapak itu langsung menaiki sepedanya dan tanpa pamit, langsung meninggalkanku. Dan aku hanya diam, dan berfikir kenapa Bapak itu bisa kayak gitu??

**********************************************************************************
Mungkin muka ini kayak Ibu peri kali ya makanya orang yang bahkan sebelumnya nggak pernah kenal aku bisa spontan cerita panjang lebar gitu. hahahah

Selasa, 08 Februari 2011

Quote for Today:

"Sometimes, SILENT will be the best answer for any question"

------------------------------------------------------------------------
Diam, dan berfikir seperti apa jawaban itu sebaiknya muncul, sehingga akan menjadi "maklum" bagi yang bertanya. Bukan hanya diam tapi menjadi maklum yang terpaksa bagi penanya.

Jumat, 04 Februari 2011

Kota Blitar dengan Huruf Akhir 'i'



"Blitar merupakan salah satu daerah di wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di ujung selatan Jawa Timur dengan ketinggian 167 m dari permukaan air laut"

Kota Blitar di peta asli bukan punya Dora

20 Januari 2011 lalu aku memutuskan untuk berangkat ke kota Blitar, bersama 5 teman kuliahku. Jam 3 sore kami semua sepakat bertemu di Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya. Sebelum itu aku harus menuju Stasiun Gubeng dengan menggunakan kereta ekonomi komuter karena jarak rumah dan stasiun cukup jauh, dan lebih praktis jika menggunakan kereta api komuter. Di luar dugaan kereta melaju tidak selambat biasanya, hanya buktu waktu 30 menit untuk sampai di stasiun Gubeng. Dan pukul 14.00 aku udah ada di stasiun Gubeng, tapi karena janjian untuk bertemu di stasiun Gubeng jam 15.00 temen-temen yang lain belum sampai di stasiun. Terpaksa aku nunggu di stasiun, dengan berat hati sih sebenarnya, dan aku bener-bener sendirian di stasiun sebesar itu. Oke lah 1 jam mungkin tidak terlalu lama, aku duduk di tempat duduk dekat pintu masuk biar gampang ketemu sama yang lain. dan dengan tidak diduga dan di sangka-sangka orang yang duduk di sebelahku mirip banget sama Syahrini, itu penyanyi yang sedang naik daun dan tak lupa menaiki ranting terlebih dahulu, yang sukses berduet mesra dengan Anang. Anang bukan Nanang, Kalau Nanang itu ketua BEM Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya (Nang, ente saya iklanin nih di blog ane). Karena  ini kejadian unik, maka aku berusaha semaksimal mungkin untuk memotret mbak-mbak yang duduk di sebelahku, dan ini hasilnya.

mirip kan kalau dari samping, ini Syahrini edisi ramadhan :D
Dan mbak Syahrini KW2 ini berhasil membuat saya tidak bosan mengunggu teman-teman yang tak kunjung datang, karena Mbak Syahrini KW2 ini berhasil membuatku tertawa. Bukan apa-apa tapi sumpah demi apapun yang ada, dia mirip banget sama gebetannya Anang itu. hahahhaa.

Setelah setengah jam aku memperhatikan mbak Syahrini, mungkin dia merasa aku adalah fans terberatnya, dan dia merasa sedang diintai, diapun beranjak dari kursinya dan pergi, hahaha sedih sekali belom sempet minta tanda tanggan dan nyanyi bareng padahal. Karena kesedihan yang sedikit mendalam karena ditinggal Syahrini (lebay) dan teman-teman yang tidak kunjung datang, aku memutuskan untuk membeli minuman hangat ke Dunkin Donuts kebetulan karena kebanyakan senyum-senyum dan ketawa-ketawa sendiri gigi ku kering dan perut sedikit kembung, karena kebanyakan angin yang memaksa masuk lewat mulutku, dan aku membutuhkan minuman hangat kesukaanku Hot Chocolate, dan kalau di stasiun Gubeng ini bisa di temui di Dunkin Donuts, aku memesan dengan harga kira-kira Rp. 19.500, cukup mahal untuk ukuran segelas minuman. Mumpung Mbak penjaganya nggak liat aku aku foto-foto dulu. 

Bergaya sebelum nelangsa






1 gelas Hot chocolate yang hanya tinggal 1 teguk, mengiringi kedatangan Kuesem dan Ekki, menyusul Decky dan Ahmad, lalu Fima. Pasukan Blitar sudah siap untuk berangkat, dengan tiket kereta api ekonomi yang kami beli hanya dengan Rp. 5.500 yang Insya Allah mengantarkan kami semua ke kota Blitar dengan  selamat, meskipun tidak nyaman. Kami memang sengaja memilih menggunakan transportasi ini, karena memang kami ingin perjalanan tersebut semurah mungkin.

16.20 kami berangkat

Di perjalanan kami seperti orang kampung yang nggak pernah naik kereta api, kesenengan, norak, dan bikin gaduh, sampai kami di tegur orang karena kami tertawa terlalu keras. Dan ada yang unik di kereta ekonomi ini, ada penjual asongan yang berteriak menjajakan dagangannya :

"Nol dua, Nol dua, sate keripik nol dua" 

aku langusng bertanya kepada Decky, apa yang di jual orang itu. Dan ternyata penjual itu memjual keripik dan sate bekicot, dan di sebut Nol Dua (02), itu karena lambang bekicot ada di dalam urutan nomor dua dari judi togel. Dan semua penjual di kereta menyebutnya dengan Nol Dua, bukan bekicot kalau nasi pecel ada di urutan berapa ya di judi togel? Biar Bu. De ku kalau jual nasi pecel lebih singkat menyebut dagangannya. Aku penasaran dan mencobanya, rasanya lumayan mirip dengan kerang, tapi bagi yang ragu-ragu memakanya mending nggak usah. Sampai di Blitar sekitar pukul 10 malam. Dan samapai di sana kami sudah si jemput oleh Bapak dari Kusem, selama berada di Blitar kami menginap di rumag Kusem, tapi tidak dengen Fima, karena rumah Fima berada di Blitar juga, dan dia lebih memilih tidur di rumahnya sendiri.

Day 1

Tujuan :

1. Kali belakang rumah Kusem
2. Sawah dekat rumah kusem
3. Pantai
4. Indomart


kali belakang rumah kusem
peserta : aku, Decky, Ekki, Kusem, dan Ahmad


"Ini bentukan dari sungai atau kali yang berada di belakang rumah Kusem, arusnya cukup deras, sehingga menyebabkan kami harus bergandengan tangan demi mempersatkan misi kami untuk mengarungi sungai ini. Kedalamannya sebetis perempuan berumur 19 tahun dengan tinggi sekitar 158 (itu aku!)"

DECKY - AHMAD - EKKI - AKU
"Perhatikan raut muka Ekki, seperinya Decky sedang menginjak kaki Ekki, apa Ahmad sedang menarik buku ketek Ekki?"
Ahmad - aku - Ekki
 aku - Decky - Ekki - Ahmad


Ahmad - Ekki - Decky - Aku

Sawah Dekat Rumah Kusem
peserta : aku, Decky, Ekki, Kusem, dan Ahmad

Kami berpindah ke sawah denkat rumah Kusem.
Sawahnya hijau sekali, banyak petani yang sedang menjaga sawahnya agar padi-padinya tidak di makan oleh burung.

Decky - Ahmad - Aku - Ekki
Decky - aku - Ekki - Ahmad
 "Sandalku sama kayak punya Ekki!"

"Satu kodok berhasil ditangkap Ekki dengans usah payah, karena dia harus bergaya mirip kodok terlebih dahulu, kemudian dia berghasil menangkap kodok ini, namun setelah di foto kodoknya langsung lompat, mungkin dia takut tenar mengalai Gayus yang pandai melompat"
 "Sisi padi yang mulai menguning"

"Seperti halnya padi yang semakin berisi semakin menunduk, begitu juga yang mendeskripsikan poseku"






Matahari saat itu mulai meninggi, seiring meningginya keinginan kami untuk sarapan, kami memutuskan untuk pulang dan sarapan di rumah Kusem dan mempersiapkan untuk pergi ke pantai.

Pantai
peserta : aku, Decky, Ekki, Kusem, Ahmad dan Fima.


Perjalanan ke pantai sungguh membuat pantat beserta punggungku mati rasa, baru kali ini aku pergi ke pantai tapi perjalanannya seperti ke gunung, penanjakan penggunakan motor berjalan selama kurang lebih 2 jam. Tapi nggak membuat kami kecewa saat berada di pantai tersebut. Karena kami datang agak sore, maka pantaipun sepi, hanya ada kami ber 6 yang berada di pantai tersebut membuatnya seakan pantai pribadi





"Ombaknya tenang, meskipun terkadang terlalu cepat datang saat aku belom menyesaikan isntana pasirku"








"Apa ini yang njerawut-njerawut????"










"Ini semacam pergelutan antara Ahmad dan Ekki, Kusem sebagai prajurit yang selalu berjalan di tempat, lalu saya adalah pemandu sorak"
















"Percayalah, perahu ini miring ke kiri" 


"Tuhan, berikanlah aku hidup satu kali lagi untuk membunuh 2 pria homo ini!!!" 


"Lihat, Rubben Onsu KW5 ini!"










Indomart
peserta : aku, Decky, Ekki, Kusem, dan Ahmad (Fima sudah pulang karena harus membantu orang tuanya)


Percayalah denganku kalau di Blitar sangat sulit mnemukan yang namanya Idomart ataupun Alfamart, entah kenapa. Tapi kata Kusem yang notabennya bapaknya pemilik Blitar (bukan! Blitar tetap milik Allah), di Blitar memang pembangunan dan pengadaan Indomart dan Alfamart memang dibatasi, entah apa maksudnya. Yang jelas kami harus ke kota terlebih dahulu untuk dapat menemui Indomart atau semacamnya, kalau dari rumah Kusem memang agak jauh. Saat kami  menmukan Indomart yang berada di tengah-tengah kota, sungguh seperti nikmat yang luar biasa buat kami, kam membeli segala macam makanan yang kami butuhkan.


Kembali ke rumah Kusem, sudah di sambut dengan adik laki-laki Kusem yang mirip sekali dengan Kusem, kami bersih diri dan duduk di ruang tamu. Sudah 2 malam kami menghabiskan malam di ruang tamu itu. Dan seperti hari kemarin, kami selalu medengar suara alulanan lagu yang terdengar samar-samar dari kejauhan. Aku bertanya sama Kusem, suara apa itu dia menjawab 

"Pancen ngono zie, sering kerungu suara wong nduwe gawe. Sound'e banter, tapi dolekono sak kampung iki lak nggak onok sing nduwe gawe"

Translate :
Memang kayak gitu zie, sering kedengeran suara orang punya hajat. Soundnya keras, tapu kamu cari di seluruh kampung pasti nggak ada yang sedang punya hajat

Jadi, memang di rumah Kusem sering sekali terdengar suara-suara alulan lagu, kadang dangdut, kadang juga lagu-lagu berbahasa jawa, tapi nggak pernah ditemukan di mana sumber suara tersebut. Ini membuatku cukup ketakutan saat aku harus tidur sendirian di kamar.


Day 2 

Tujuan :

1. Candi Penataran
2. Gunung kelud

Sebelum melakukan perjalanan panjang, hari itu. Kami menyempatkan bermain bola di depan rumah Kusem yang luas. Semua berkeringat kecuali aku, yang memang nggak ikut main bola dengan yang lain, karena aku sehabis bangun tidur langsung mandi,  malas harus berkeringat dan mandi lagi. Lalu kami duduk bersampingan. Tercetus dari mulut Decky memanggil Ahmad dengan panggilan Amiee dengan penjelasan nama itu adalah nama sayang atau nama imut

Dengan penjelasan:
Bambang menjadi Bemby, Bembiee
Ahmad menjadi Amiee

Itu cukup masuk akal, kami memutuskan dengan memanggil Ahmad dengan sapaan Amiee, jelas sebagai pria yang selalu menganggap dirinya paling gagah perkasa dan penggemar bertat Ahmad Dhani, dia nggak mau di panggil dengan sebutan Amiee. Tapi aku Ekki dan Dekcy mencoba menjelaskan. Semua huruf akhir dari aku Decky dan Ekky berbunyi "i" tapi tidak dengan Ahmad, dia tetap tidak terima dengan sebutan seperti itu. Tak lama Kusem datang memabawa isi nangka yang sudah di rebus. Lalu Ahmad pun memanggil Kusem dengan sebutan Kumiee. Maka sepakatlah kami Blitar dengan Huruf Akhir "i". Dan sepak bola kembali berjalan.



Candi Penataran
peserta : aku, Decky, Ekki, Kumiee, dan Amiee (Fima tidak bisa ikut karena kakaknya sedang mekakukan prosesi pernikahan)




"Candi Panataran yang terletak di sebelah utara Blitar adalah satu-satunya komplek percandian yang terluas di kawasan Jawa Timur. Berdasarkan laporan Dinas Purbakala tahu 1914-1915 nomor 2045 dan catatan Verbeek nomor 563, merupakan bangunan kekunaan yang terdiri atas beberapa gugusan sehingga disebut Komplek Percandian. Lokasi bangunan candi ini terletak di lereng barat-daya Gunung Kelud pada ketinggian 450 meter dpl (di atas permukaan air laut), di desa yang juga bernama Panataran, Kecamatan Nglegok, Blitar. Hanya berjarak sekitar 12 kilometer dari Kota Blitar atau kurang lebih setengah jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Dengan jalan yang relatif mulus dan cukup lebar hingga di depan komplek candi"



Objek wisata ini lumayan bagus untuk di datangi bersama keluarga, saat memasuki kawasan candi tidak dikenakan biaya, hanya biaya parkir kendaraan. Ada salah satu tempat menitipan sepeda yang menediakan fasilitas plus dengan harga hanya Rp.2.000 yakni peminjaman payung gratis, kalau merasa cuaca agak panas, atau dapat digunakan saat hujan turun. Lalu ada novel-novel yang di pinjamkan secara cuma-cuma kepada pelanggan yang mungkin saat menikmati keindaahan candi Penataram sambil membaca novel.




candi tampak dari atas



Berikut ini adalah arca bintang tamu dari Surabaya, yang hanya pada hari foto ini di ambil secara ekslusif :




























Gunung kelud




peserta : aku, Decky, Ekki, Kumiee, dan Amiee (Fima tetap tidak bisa ikut karena kakaknya tetap sedang mekakukan prosesi pernikahan)

Perjalanan yang akan di tempuh dari candi penataran sampai ke gunung Kelud mungkin hampir 2 jam, dengan keadaan jalan yang lumayan basah, dan tikungan yang lumayan padat, membuat kami sedikit mengurangi kecepatan laju motor. Cuaca sudah mendung, kabut sudah mulai turun, tapi tidak membuat kami berhenti memacu motor kami masing-masing. Melewati hutan-hutan yang membuatku sedikit ketakutan, ditambah gelapnya awan sore itu. Namun setengah perjalanan menuju kaki gunung Kelud terpakasa harus kami hentikan karena hujan yang tiba-tiba turun. Kami berhenti di sebuah temoat pemberhentian, dan hawa dingin mulai menusuk tulang. Kami memmutskan untuk memesan minuman hangat dan mie instan untuk mengangatkan tubuh kami. Sampai jam 6 sore, hujan perlahan mereda, kami meutuskan untuk mejamah Kelud lain waktu, karena kalau kami terus mekalkukan perjalaan, bisa membahayakan keselamatan kami sendiri. Akhirnya kami pulang ke rumah Kumiee, dengan hati yang masih riang gembira. 

Last Day (but not least)
PULANG!

Setelah 3 hari berada di Blitar, kami memutuskan mengakhiri berpertualang lucu di Blitar, kereta sudah menunggu kami jam  10.00 tepat! Namun, hanya aku Decky, Amiee dan Ekky yang meninggalkan Blitar Kumiee dan Fima tetap di sana menkmati liburannya.






Decky sealu mesra dengan laki-laki manapun.


__________________________________________________________________________________




Semua kegiatan selama di Blitar sangat di sponsori oleh kedua orang tua Kumiee beserta saudara-saudaranya yang selalu memberi kami semua makan, dan tidak pernah kelaparan. Dan moment-moment yang terbidik oleh kamera seutuhnya diambil dari JAVENEE (nama handphoneku) dikarenakan semua tidak rela kalau battre hapenya cepat habis.