Jumat, 04 Februari 2011

Kota Blitar dengan Huruf Akhir 'i'



"Blitar merupakan salah satu daerah di wilayah Propinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di ujung selatan Jawa Timur dengan ketinggian 167 m dari permukaan air laut"

Kota Blitar di peta asli bukan punya Dora

20 Januari 2011 lalu aku memutuskan untuk berangkat ke kota Blitar, bersama 5 teman kuliahku. Jam 3 sore kami semua sepakat bertemu di Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya. Sebelum itu aku harus menuju Stasiun Gubeng dengan menggunakan kereta ekonomi komuter karena jarak rumah dan stasiun cukup jauh, dan lebih praktis jika menggunakan kereta api komuter. Di luar dugaan kereta melaju tidak selambat biasanya, hanya buktu waktu 30 menit untuk sampai di stasiun Gubeng. Dan pukul 14.00 aku udah ada di stasiun Gubeng, tapi karena janjian untuk bertemu di stasiun Gubeng jam 15.00 temen-temen yang lain belum sampai di stasiun. Terpaksa aku nunggu di stasiun, dengan berat hati sih sebenarnya, dan aku bener-bener sendirian di stasiun sebesar itu. Oke lah 1 jam mungkin tidak terlalu lama, aku duduk di tempat duduk dekat pintu masuk biar gampang ketemu sama yang lain. dan dengan tidak diduga dan di sangka-sangka orang yang duduk di sebelahku mirip banget sama Syahrini, itu penyanyi yang sedang naik daun dan tak lupa menaiki ranting terlebih dahulu, yang sukses berduet mesra dengan Anang. Anang bukan Nanang, Kalau Nanang itu ketua BEM Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya (Nang, ente saya iklanin nih di blog ane). Karena  ini kejadian unik, maka aku berusaha semaksimal mungkin untuk memotret mbak-mbak yang duduk di sebelahku, dan ini hasilnya.

mirip kan kalau dari samping, ini Syahrini edisi ramadhan :D
Dan mbak Syahrini KW2 ini berhasil membuat saya tidak bosan mengunggu teman-teman yang tak kunjung datang, karena Mbak Syahrini KW2 ini berhasil membuatku tertawa. Bukan apa-apa tapi sumpah demi apapun yang ada, dia mirip banget sama gebetannya Anang itu. hahahhaa.

Setelah setengah jam aku memperhatikan mbak Syahrini, mungkin dia merasa aku adalah fans terberatnya, dan dia merasa sedang diintai, diapun beranjak dari kursinya dan pergi, hahaha sedih sekali belom sempet minta tanda tanggan dan nyanyi bareng padahal. Karena kesedihan yang sedikit mendalam karena ditinggal Syahrini (lebay) dan teman-teman yang tidak kunjung datang, aku memutuskan untuk membeli minuman hangat ke Dunkin Donuts kebetulan karena kebanyakan senyum-senyum dan ketawa-ketawa sendiri gigi ku kering dan perut sedikit kembung, karena kebanyakan angin yang memaksa masuk lewat mulutku, dan aku membutuhkan minuman hangat kesukaanku Hot Chocolate, dan kalau di stasiun Gubeng ini bisa di temui di Dunkin Donuts, aku memesan dengan harga kira-kira Rp. 19.500, cukup mahal untuk ukuran segelas minuman. Mumpung Mbak penjaganya nggak liat aku aku foto-foto dulu. 

Bergaya sebelum nelangsa






1 gelas Hot chocolate yang hanya tinggal 1 teguk, mengiringi kedatangan Kuesem dan Ekki, menyusul Decky dan Ahmad, lalu Fima. Pasukan Blitar sudah siap untuk berangkat, dengan tiket kereta api ekonomi yang kami beli hanya dengan Rp. 5.500 yang Insya Allah mengantarkan kami semua ke kota Blitar dengan  selamat, meskipun tidak nyaman. Kami memang sengaja memilih menggunakan transportasi ini, karena memang kami ingin perjalanan tersebut semurah mungkin.

16.20 kami berangkat

Di perjalanan kami seperti orang kampung yang nggak pernah naik kereta api, kesenengan, norak, dan bikin gaduh, sampai kami di tegur orang karena kami tertawa terlalu keras. Dan ada yang unik di kereta ekonomi ini, ada penjual asongan yang berteriak menjajakan dagangannya :

"Nol dua, Nol dua, sate keripik nol dua" 

aku langusng bertanya kepada Decky, apa yang di jual orang itu. Dan ternyata penjual itu memjual keripik dan sate bekicot, dan di sebut Nol Dua (02), itu karena lambang bekicot ada di dalam urutan nomor dua dari judi togel. Dan semua penjual di kereta menyebutnya dengan Nol Dua, bukan bekicot kalau nasi pecel ada di urutan berapa ya di judi togel? Biar Bu. De ku kalau jual nasi pecel lebih singkat menyebut dagangannya. Aku penasaran dan mencobanya, rasanya lumayan mirip dengan kerang, tapi bagi yang ragu-ragu memakanya mending nggak usah. Sampai di Blitar sekitar pukul 10 malam. Dan samapai di sana kami sudah si jemput oleh Bapak dari Kusem, selama berada di Blitar kami menginap di rumag Kusem, tapi tidak dengen Fima, karena rumah Fima berada di Blitar juga, dan dia lebih memilih tidur di rumahnya sendiri.

Day 1

Tujuan :

1. Kali belakang rumah Kusem
2. Sawah dekat rumah kusem
3. Pantai
4. Indomart


kali belakang rumah kusem
peserta : aku, Decky, Ekki, Kusem, dan Ahmad


"Ini bentukan dari sungai atau kali yang berada di belakang rumah Kusem, arusnya cukup deras, sehingga menyebabkan kami harus bergandengan tangan demi mempersatkan misi kami untuk mengarungi sungai ini. Kedalamannya sebetis perempuan berumur 19 tahun dengan tinggi sekitar 158 (itu aku!)"

DECKY - AHMAD - EKKI - AKU
"Perhatikan raut muka Ekki, seperinya Decky sedang menginjak kaki Ekki, apa Ahmad sedang menarik buku ketek Ekki?"
Ahmad - aku - Ekki
 aku - Decky - Ekki - Ahmad


Ahmad - Ekki - Decky - Aku

Sawah Dekat Rumah Kusem
peserta : aku, Decky, Ekki, Kusem, dan Ahmad

Kami berpindah ke sawah denkat rumah Kusem.
Sawahnya hijau sekali, banyak petani yang sedang menjaga sawahnya agar padi-padinya tidak di makan oleh burung.

Decky - Ahmad - Aku - Ekki
Decky - aku - Ekki - Ahmad
 "Sandalku sama kayak punya Ekki!"

"Satu kodok berhasil ditangkap Ekki dengans usah payah, karena dia harus bergaya mirip kodok terlebih dahulu, kemudian dia berghasil menangkap kodok ini, namun setelah di foto kodoknya langsung lompat, mungkin dia takut tenar mengalai Gayus yang pandai melompat"
 "Sisi padi yang mulai menguning"

"Seperti halnya padi yang semakin berisi semakin menunduk, begitu juga yang mendeskripsikan poseku"






Matahari saat itu mulai meninggi, seiring meningginya keinginan kami untuk sarapan, kami memutuskan untuk pulang dan sarapan di rumah Kusem dan mempersiapkan untuk pergi ke pantai.

Pantai
peserta : aku, Decky, Ekki, Kusem, Ahmad dan Fima.


Perjalanan ke pantai sungguh membuat pantat beserta punggungku mati rasa, baru kali ini aku pergi ke pantai tapi perjalanannya seperti ke gunung, penanjakan penggunakan motor berjalan selama kurang lebih 2 jam. Tapi nggak membuat kami kecewa saat berada di pantai tersebut. Karena kami datang agak sore, maka pantaipun sepi, hanya ada kami ber 6 yang berada di pantai tersebut membuatnya seakan pantai pribadi





"Ombaknya tenang, meskipun terkadang terlalu cepat datang saat aku belom menyesaikan isntana pasirku"








"Apa ini yang njerawut-njerawut????"










"Ini semacam pergelutan antara Ahmad dan Ekki, Kusem sebagai prajurit yang selalu berjalan di tempat, lalu saya adalah pemandu sorak"
















"Percayalah, perahu ini miring ke kiri" 


"Tuhan, berikanlah aku hidup satu kali lagi untuk membunuh 2 pria homo ini!!!" 


"Lihat, Rubben Onsu KW5 ini!"










Indomart
peserta : aku, Decky, Ekki, Kusem, dan Ahmad (Fima sudah pulang karena harus membantu orang tuanya)


Percayalah denganku kalau di Blitar sangat sulit mnemukan yang namanya Idomart ataupun Alfamart, entah kenapa. Tapi kata Kusem yang notabennya bapaknya pemilik Blitar (bukan! Blitar tetap milik Allah), di Blitar memang pembangunan dan pengadaan Indomart dan Alfamart memang dibatasi, entah apa maksudnya. Yang jelas kami harus ke kota terlebih dahulu untuk dapat menemui Indomart atau semacamnya, kalau dari rumah Kusem memang agak jauh. Saat kami  menmukan Indomart yang berada di tengah-tengah kota, sungguh seperti nikmat yang luar biasa buat kami, kam membeli segala macam makanan yang kami butuhkan.


Kembali ke rumah Kusem, sudah di sambut dengan adik laki-laki Kusem yang mirip sekali dengan Kusem, kami bersih diri dan duduk di ruang tamu. Sudah 2 malam kami menghabiskan malam di ruang tamu itu. Dan seperti hari kemarin, kami selalu medengar suara alulanan lagu yang terdengar samar-samar dari kejauhan. Aku bertanya sama Kusem, suara apa itu dia menjawab 

"Pancen ngono zie, sering kerungu suara wong nduwe gawe. Sound'e banter, tapi dolekono sak kampung iki lak nggak onok sing nduwe gawe"

Translate :
Memang kayak gitu zie, sering kedengeran suara orang punya hajat. Soundnya keras, tapu kamu cari di seluruh kampung pasti nggak ada yang sedang punya hajat

Jadi, memang di rumah Kusem sering sekali terdengar suara-suara alulan lagu, kadang dangdut, kadang juga lagu-lagu berbahasa jawa, tapi nggak pernah ditemukan di mana sumber suara tersebut. Ini membuatku cukup ketakutan saat aku harus tidur sendirian di kamar.


Day 2 

Tujuan :

1. Candi Penataran
2. Gunung kelud

Sebelum melakukan perjalanan panjang, hari itu. Kami menyempatkan bermain bola di depan rumah Kusem yang luas. Semua berkeringat kecuali aku, yang memang nggak ikut main bola dengan yang lain, karena aku sehabis bangun tidur langsung mandi,  malas harus berkeringat dan mandi lagi. Lalu kami duduk bersampingan. Tercetus dari mulut Decky memanggil Ahmad dengan panggilan Amiee dengan penjelasan nama itu adalah nama sayang atau nama imut

Dengan penjelasan:
Bambang menjadi Bemby, Bembiee
Ahmad menjadi Amiee

Itu cukup masuk akal, kami memutuskan dengan memanggil Ahmad dengan sapaan Amiee, jelas sebagai pria yang selalu menganggap dirinya paling gagah perkasa dan penggemar bertat Ahmad Dhani, dia nggak mau di panggil dengan sebutan Amiee. Tapi aku Ekki dan Dekcy mencoba menjelaskan. Semua huruf akhir dari aku Decky dan Ekky berbunyi "i" tapi tidak dengan Ahmad, dia tetap tidak terima dengan sebutan seperti itu. Tak lama Kusem datang memabawa isi nangka yang sudah di rebus. Lalu Ahmad pun memanggil Kusem dengan sebutan Kumiee. Maka sepakatlah kami Blitar dengan Huruf Akhir "i". Dan sepak bola kembali berjalan.



Candi Penataran
peserta : aku, Decky, Ekki, Kumiee, dan Amiee (Fima tidak bisa ikut karena kakaknya sedang mekakukan prosesi pernikahan)




"Candi Panataran yang terletak di sebelah utara Blitar adalah satu-satunya komplek percandian yang terluas di kawasan Jawa Timur. Berdasarkan laporan Dinas Purbakala tahu 1914-1915 nomor 2045 dan catatan Verbeek nomor 563, merupakan bangunan kekunaan yang terdiri atas beberapa gugusan sehingga disebut Komplek Percandian. Lokasi bangunan candi ini terletak di lereng barat-daya Gunung Kelud pada ketinggian 450 meter dpl (di atas permukaan air laut), di desa yang juga bernama Panataran, Kecamatan Nglegok, Blitar. Hanya berjarak sekitar 12 kilometer dari Kota Blitar atau kurang lebih setengah jam perjalanan dengan kendaraan bermotor. Dengan jalan yang relatif mulus dan cukup lebar hingga di depan komplek candi"



Objek wisata ini lumayan bagus untuk di datangi bersama keluarga, saat memasuki kawasan candi tidak dikenakan biaya, hanya biaya parkir kendaraan. Ada salah satu tempat menitipan sepeda yang menediakan fasilitas plus dengan harga hanya Rp.2.000 yakni peminjaman payung gratis, kalau merasa cuaca agak panas, atau dapat digunakan saat hujan turun. Lalu ada novel-novel yang di pinjamkan secara cuma-cuma kepada pelanggan yang mungkin saat menikmati keindaahan candi Penataram sambil membaca novel.




candi tampak dari atas



Berikut ini adalah arca bintang tamu dari Surabaya, yang hanya pada hari foto ini di ambil secara ekslusif :




























Gunung kelud




peserta : aku, Decky, Ekki, Kumiee, dan Amiee (Fima tetap tidak bisa ikut karena kakaknya tetap sedang mekakukan prosesi pernikahan)

Perjalanan yang akan di tempuh dari candi penataran sampai ke gunung Kelud mungkin hampir 2 jam, dengan keadaan jalan yang lumayan basah, dan tikungan yang lumayan padat, membuat kami sedikit mengurangi kecepatan laju motor. Cuaca sudah mendung, kabut sudah mulai turun, tapi tidak membuat kami berhenti memacu motor kami masing-masing. Melewati hutan-hutan yang membuatku sedikit ketakutan, ditambah gelapnya awan sore itu. Namun setengah perjalanan menuju kaki gunung Kelud terpakasa harus kami hentikan karena hujan yang tiba-tiba turun. Kami berhenti di sebuah temoat pemberhentian, dan hawa dingin mulai menusuk tulang. Kami memmutskan untuk memesan minuman hangat dan mie instan untuk mengangatkan tubuh kami. Sampai jam 6 sore, hujan perlahan mereda, kami meutuskan untuk mejamah Kelud lain waktu, karena kalau kami terus mekalkukan perjalaan, bisa membahayakan keselamatan kami sendiri. Akhirnya kami pulang ke rumah Kumiee, dengan hati yang masih riang gembira. 

Last Day (but not least)
PULANG!

Setelah 3 hari berada di Blitar, kami memutuskan mengakhiri berpertualang lucu di Blitar, kereta sudah menunggu kami jam  10.00 tepat! Namun, hanya aku Decky, Amiee dan Ekky yang meninggalkan Blitar Kumiee dan Fima tetap di sana menkmati liburannya.






Decky sealu mesra dengan laki-laki manapun.


__________________________________________________________________________________




Semua kegiatan selama di Blitar sangat di sponsori oleh kedua orang tua Kumiee beserta saudara-saudaranya yang selalu memberi kami semua makan, dan tidak pernah kelaparan. Dan moment-moment yang terbidik oleh kamera seutuhnya diambil dari JAVENEE (nama handphoneku) dikarenakan semua tidak rela kalau battre hapenya cepat habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar